Bahan Bakar Pujian

Bahan Bakar Pujian

Mazmur 66

Ketika bertemu dengan ibadah di gereja yang tampak suam-suam kuku dan tidak bersemangat, hikmat hari biasanya menyatakan bahwa masalahnya ada pada lagu-lagunya, pemimpinnya ataupun alat musiknya. Tampaknya kita lupa dan mengabaikan hal yang lebih penting  dari itu, yaitu masalah kehabisan "bahan bakar" untuk ibadah kita. Bahan bakar seperti apakah itu?

Kita melihat dalam Mazmur 66 bahwa pemazmur dikuasai perasaan takjub dan sukacita itulah yang menjadi "bahan bakar" untuk luapan puji-pujian dan ajakan untuk memuji Allah.

Darimana "bahan bakar" tersebut diperoleh? Jawabannya terletek pada perenungan yang dilakukan oleh pemazmur atas pengalaman bersama maupun pribadi atas karya Allah. Perasaan takjub dan sukacita itu timbul saat pemazmur mengingat karya-karya Allah yang telah dialami umat-Nya di masa lalu (5-6).

Perasaan sukacita juga timbul tatkala pemazmur merenungkan tentang sosok Allah sebagai Hakim yang berdaulat (6b-7) dan yang berperan sebagai pembebeas dan penyelamat umat-Nya (8-12).

Dibagian berikutnya kita melihat bahwa rasa takjub dan sukacita itu juga bersumber dari pengalaman pribadi pemazmur (13-20). Pemazmur mengalami perlakuan Allah yang menakjubkan dan menimbulkan sukacita, yaitu dalam bentuk doa yang didengar (19). Perasaan takjub dan sukacita adalah "bahan bakar" untuk pujian yang otentik. Untuk memperoleh bahan bakar tersebut, kita perlu memerasnya lewat perenungan akan karya dan pribadi Allah. Hari ini kalau ada masalah pada ibadah yang suam-suam kuku, mungkinkah masalahnya terletak pada kondisi kita yang minus refleksi akan karya Allah dan bukannya pada musik ataupun pada jenis lagu yang digunakan?

Renungkan: Mari kita belajar sungguh-sungguh merenungkan segala karya Allah yang telah kita alami dan meresponinya dengan pujian yang sungguh pula. [WF]
Bahan Bakar Pujian Bahan Bakar Pujian Reviewed by RENUNGAN on 7:59 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.